Tanya Jawab Seputar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) - Berita - Badan Pusat Statistik Kota Surabaya

Gunakan Astabaya untuk mendapatkan ringkasan data statistik Kota Surabaya terkini, download di Playstore atau klik disini.

Pelayanan Statistik Terpadu Kota Surabaya juga melayani secara online dengan layanan telp : (031) 82516020, email : bps3578@bps.go.id, dan Chat WA : 08977304398

Tanya Jawab Seputar Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Tanya Jawab Seputar Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

15 April 2020 | Kegiatan Statistik


Apa Itu Indeks Pembangunan Manusia?

    IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
    IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR).


IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar:

 1   Umur panjang dan hidup sehat
 2   Pengetahuan
 3   Standar hidup layak

 

Apa Saja Manfaat IPM?

    IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
    IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.
    Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

 

Mengapa Metodologi IPM Diubah?

Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM.

PERTAMA

    Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM. Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antardaerah dengan baik.
    PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.

KEDUA, penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain.

 

Apa Saja yang Berubah?

Indikator

    Angka Melek Huruf pada metode lama diganti dengan Angka Harapan Lama Sekolah .
    Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita.

Metode Penghitungan

Metode agregasi diubah dari rata-rata aritmatik menjadi rata-rata geometrik.

 

Apa Keunggulan IPM Metode Baru?

Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan baik (diskriminatif).

    Dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah, dapat diperoleh gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi.
    PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah.

Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM dapat diartikan bahwa capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya.


Dimana posisi Kota Surabaya diantara Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam tiga tahun terakhir?

IPM Kota Surabaya berada pada peringkat satu di tiga tahun terakhir, dengan capaian sebesar 82,22 tahun 2019. Sesuai standar United Nations Development Program (UNDP) maka IPM Kota Surabaya termasuk kriteria sangat tinggi karena nilainya > 80.

Berikut link untuk tabel IPM terbaru:
Penjelasan lebih lanjut tentang IPM kini telah ada dalam publikasi IPM berikut:


Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kota Surabaya (Statistics of Surabaya City)Jl. A. Yani 152 E Surabaya 60231 Jawa Timur Indonesia

Telp (62-31) 82516020

Faks (62-31) 8296691

Mailbox : bps3578@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik