⦁ Pada Oktober 2018 di Kota Surabaya terjadi inflasi sebesar 0.15 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 134,08, sedangkan Jawa Timur dan Nasional sendiri mengalami inflasi lebih tinggi yaitu masing – masing sebesar 0,19 persen dan 0,28 persen. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, tercatat Kota Malang dan Kab. Sumenep mengalami Inflasi tertinggi sebesar 0,30 persen, sedangkan Kota Surabaya.mengalami terendah kedua setelah Kab. Banyuwangi. Di bulan Oktober ini tidak ada kota yang mengalami deflasi.
⦁ Inflasi di Kota Surabaya terjadi karena enam kelompok pengeluaran mengalami inflasi (kenaikan harga). Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga tertinggi yaitu pada kelompok sandang sebesar 0,60 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi hanya kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,35 persen.
⦁ Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi di Kota Surabaya pada bulan Oktober 2018 adalah bensin, emas perhiasan, sewa rumah, kontrak rumah dan rokok kretek filter.
⦁ Komoditas yang menyumbang terbesar dalam menghambat terjadinya inflasi di Kota Surabaya pada bulan Oktober 2018 antara lain telur ayam ras, gipsum, jagung manis, tongkol pindang dan tempe.
⦁ Laju inflasi tahun kalender (Januari – Oktober 2018) Kota Surabaya sebesar 2,15 persen lebih tinggi dari Jawa Timur yang sebesar 1,97 persen, namun lebih rendah dari Nasional yang mencapai 2,22 persen.