Pada Agustus 2018 di Kota Surabaya terjadi inflasi sebesar 0.23 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 133,68, Lebih tinggi nilainya jika dibandingkan dengan inflasi Jawa Timur yang sebesar 0,11 persen dan Nasional yang mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, tercatat Kota Surabaya mengalami Inflasi tertinggi, diikuti dengan Kota Malang.(0,05 persen). Terdapat 6 kota yang mengalami deflasi dan paling tinggi yaitu Kota Probolinggo sebesar 0,35 persen.
Inflasi di Kota Surabaya terjadi karena lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi (kenaikan harga). Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga tertinggi yaitu pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 2,11 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok pengeluaran bahan makanan (0,91 persen) dan sandang (0.32) persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi di Kota Surabaya pada bulan Agustus 2018 adalah sekolah dasar, sekolah menegah atas, nasi dengan lauk, tukang bukan mandor, dan rokok kretek filter.
Komoditas yang menyumbang terbesar dalam menghambat terjadinya inflasi di Kota Surabaya pada bulan Agustus 2018 antara lain telur ayam ras, bawang merah, emas perhiasan, cabai rawit dan kentang.
Laju inflasi tahun kalender (Januari – Agustus 2018) Kota Surabaya sebesar 1,84 persen lebih tinggi dari Jawa Timur yang sebesar 1,79 persen, namun lebih rendah dari Nasional yang mencapai 2,13 persen.