Pada September 2018 di Kota Surabaya terjadi inflasi sebesar 0.15 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 133,88, sedangkan Jawa Timur dan Nasional sendiri mengalami deflasi masing – masing sebesar 0,01 persen dan 0,18 persen. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, tercatat Kota Kediri mengalami Inflasi tertinggi sebesar 0,20 persen, lalu diikuti dengan Kota Surabaya. Terdapat 5 kota yang mengalami deflasi dan paling tinggi yaitu Kab. Banyuwangi sebesar 0,49 persen.
Inflasi di Kota Surabaya terjadi karena lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi (kenaikan harga). Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga tertinggi yaitu pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 1,33 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok pengeluaran bahan makanan (0,51 persen) dan transpor, komunikasi dan jasa (0.19) persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi di Kota Surabaya pada bulan September 2018 adalah akademi / perguruan tinggi, jeruk, pepaya, kentang dan apel.
Komoditas yang menyumbang terbesar dalam menghambat terjadinya inflasi di Kota Surabaya pada bulan September 2018 antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan udara, bawang merah dan tomat sayur.
Laju inflasi tahun kalender (Januari – September 2018) Kota Surabaya sebesar 2,00 persen lebih tinggi dari Jawa Timur yang sebesar 1,78 persen, dan Nasional yang mencapai 1,94 persen.